• Subcribe to Our RSS Feed

Sunday, July 30, 2017

Di balik doa nabi yunus as

2:42 AM // by Dedy Setiawan // No comments









Jalan kehidupan emang berliku-liku. Pagi siang sore malam waktupun terus terus berputar. Tanpa kita sadari banyak waktu yang terbuang percuma dengan rasa iri, dendam, sedih dan marah. Pada suatu saat manusia juga memiliki rasa yang ia rasa gelap. Seperti gelapnya malam tanpa bintang satupun dilangit atau kaya gelapnya black coffee tanpa gula apalagi tanpa cinta..acie....serius amat bacanya...^^. Lanjut seriusnya. 

Berbicara tentang kegelapan, saya teringat akan cerita nabi yunus as. Ketika ia merasa gagal untuk mendakwahi umat dikampungnya lalu ia pergi berlayar keluar kampungnya. Singkat cerita ia harus terpilih untuk dibuang kelautan untuk mengurangi beban dikapal tersebut hingga akhirnya ia dimakan oleh ikan paus.

Didalam tubuh ikan paus itu nabi yunus as sadar akan kesalahannya, berdzikir kepada Alloh seperti yang telah diabadikan disurat Al Anbiya ayat 87 : 

Laa ila ha illa anta subhanaka inni kuntu minadzholimin.

Kemudian ia bertaubat kepada Alloh SWT dan mengakui kesalahannya .
Apa yang terjadi setelah itu?, dengan izin dan kuasa Alloh SWT paus tersebut memuntahkan nabi yunus as kesebuah daratan yang dimana daratan tersebut terdapat tanaman yang menyehatkannya dan ketika ia kembali kekaumnya, ternyata mereka telah beriman.

Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari doa nabi yunus as tersebut?

1. Laa ila ha illa anta, (tiada Tuhan selain Alloh)

Pertama kali kita harus ingat akan Alloh, Dia yang maha kuasa atas segala sesuatu. Nabi yunus memulainya dengan pengakuan yang mendalam bahwa Allohlah Tuhannya, penolongnya, pelindungnya dan pengurusnya.
Mengakui Alloh sebagai Tuhan yang tiada sekutu bagiNya merupakan salah satu fitrah dari manusia karena manusia suka untuk menyembah kepada Tuhannya.
Pengakuan ini juga merupakan salah satu bentuk penghambaan atau merendahkan diri kepada Alloh SWT.

2. Subhanaka, ( Maha suci Engkau)

Mengakui bahwa Alloh itu maha suci, bersih dari segala kedzholiman. Bersih dari kesalahan takdir dan kesalahan-kesalahan lainnya.
Terkadang ketika kita dalam suatu masalah, kita bertanya: kenapa saya?, kenapa nasib saya seperti ini?, saya sudah berdoa terus, kenapa takdir ini begitu berat Yaa Robb..?, kenapa dia bukan buat aku Yaa Robb?(kalo yang ini curhat..he..he..he..).
Tapi yang dilakukan nabi yunus adalah ia menyadari bahwa terbuangnya ia kelautan, tertelannya oleh ikan paus itu bukan karena kesalahan Alloh. Karena Alloh maha suci dari kesalahan.
Terus salah siapa?, maka kelanjutan doanya adalah

3. Inni kuntu minadzholimin, (Sungguh aku yang dzolim)

Kalimat ini merupakan sebuah pengakuan bahwa nabi yunus yang salah. Karena kurang sabarnya ia menghadapi kaumnya untuk beriman.
Ketika kamu mulai menyalahkan orang lain, maka kamu akan terfokus pada kesalahan orang lain tersebut. Kan susah untuk mengendalikan orang lain. (Tapi kalo kamu punya sharinggan beda yah..he..he..he..#ngaco)
Ketika kita mulai menyalahkan diri sendiri, maka ada suatu tanggung jawab yang secara tidak sadar tercap diotak kita.
Lalu tinggal kuasaNya untuk menentukan yang terbaik untuk kita.

Note: tulisan saya ini sangat terinspirasi dari kang rendy saputra.  Makasih kang..he..he..he...